Sabtu, 28 Maret 2020

Corona ???

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.

Pada tahun ini, tahun 2020 bulan Maret, dimana suatu virus menjangkiti  negara-negara, baik negara maju maupun berkembang bahkan yg sedang berperang.
Virus tersebut dinamai covid-19, yang dengan bahasa akrabnya Corona.
Konon katanya, virus tersebut berasal dari Wuhan - Cina, 4 bulan yang lalu.
Virus ini sudah banyak mematikan manusia, meskipun katanya virus ini tidak mematikan, artinya orang yang terkena virus tersebut bisa sembuh, tentunya dengan aturan dan dikehendaki Allah ta'ala.
Korban saat ini di Indonesia mencapai 1.155 kasus, dari sekian kasus, 59 orang sembuh, 102 orang meninggal dunia (sumber: CNN Indonesia 28/3/2020).

Di negara kita tercinta, Indonesia. Virus ini dimulai dari dua orang warga Depok, Jawa barat pada awal Maret 2020.

Penyebaran virus sangat cepat, meskipun pemerintah sudah menghimbau agar warga tetap di rumah. Dari mana virus tersebut menyebar?, dari himbauan yang tidak digubris oleh sebagian orang. Mengapa mereka tidak menggubris? Tuntutan pekerjaan.

Saya kira pada dasarnya semua warga siap mengikuti apa yang diperintahkan pimpinan. Sehingga, saya sangat tidak setuju ada beberapa warga net yang menyatakan bangsa kita bangsa yang tidak teratur, bangsa yang tidak nurut, bangsa yang berkonotasi negatif.

Meskipun Iyah, seharusnya kita sebagai orang yg berkebangsaan ini membelanya. Kembali ke topik, kunci keberhasilan saya rasa ada di pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Tegaslah dalam memberikan aturan, bukan himbauan. Memang sangat disayangkan di negeri tercinta ini lebih mengedepankan kebijakan dibanding aturan, ketika aturan versus kebijakan, kebijakan lah pemenangnya.

Contoh konkret tidak tegas pemerintah melalui surat edaran, berupa himbauan. Pemerintah menghimbau agar muslim tidak shalat berjamaah di masjid. Gara2 ini, banyak ihtilaf para ustadz, jama'ah saling ledek melalui status WhatsApp, "takutlah hanya kepada Allah", "yang sholat di rumah, penakut", dan lainnya. Padahal seharusnya, buatlah aturan, bukan himbauan.

Karena dengan aturan, akan mendapat luaran yang diharapkan. Pengalaman saya dalam membuat aturan yaitu saya membuat 68 aturan (rules) untuk algoritma yang saya buat, alhasil, luaran mendekati harapan.

Saya rasa, dunia ilmu komputer dan dunia nyata tidak banyak jauh berbeda, banyak sekali hal yang ada di dunia nyata, kini sudah terkomputerisasi. Sama halnya dengan dunia nyata, dunia komputer pun kaya akan virus, baik yang terdahulu maupun yang baru.

Bagaimana menyikapi virus baru di komputer?
Scan and fix.
Karantina, tau kata itu kan?! Tidak asing bagi kalian yang biasa berkecimpung di dunia ilmu komputer.
Atau,
Delete.

Scan and fix, karantina dan delete, bukan file nya, tetapi virusnya. File dan virus bisa kita pisahkan pada file and folder options.

Kembali ke virus Corona yang menjangkiti manusia, negara negara melakukan scan and fix dengan cara yang berbeda, beberapa negara ada yang me-lock down daerah nya, ada juga yang membunuh orang yg terkena virusnya, ada juga yg membiarkannya dengan tujuan herd immunity.

Bagaimana pendapat saya? Saya berpendapat agar pemerintah melakukan perintah tegas. Saya percaya pemerintah sudah memikirkan dengan matang, apa yang akan dilakukan untuk rakyatnya. Untuk rakyat, taatilah pemerintah.
Semoga kita semua dilindungi Allah ta'ala, dijauhkan dari segala penyakit dan mara bahaya.

Barakallahu fiikum

Selasa, 10 Mei 2016

Syahadat adalah pondasi dalam Islam yang juga merupakan rukun islam yang pertama. Batalnya syahadat berakibat fatal bagi batalnya keislaman seseorang. Untuk itu setiap mukmin diperintahkan untuk membaca syahadat minimal 9 kali atau dalam setiap 5 kali sholat setiap hari agar pondasi keislaman seorang muslim tetap terjaga. Batalnya syahadat berakibat fatal terhadap batalnya keislaman seseorang.
Nah, apasaja perkara-perkara yang membatalkan syahadat. Para fuqoha’ dalam kitab-kitab fikih telah menulis bab khusus yang diberi nama “Riddah” (kemurtadan). Dan yang terpenting adalah 10 hal, yaitu :

1. Syirik Kepada Allah,

2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantar.

3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.

4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari petunjuk beliau.

5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir

6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.

7. Sihir

8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.

9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Nabi Muhammad SAW seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rosulullah SAW.

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.

 

Referensi : Kitab Tauhid (Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan)